Sabtu, 27 Desember 2014

Sudahkah yang terbaik kuberikan?

Perumpamaan Tentang Talenta
Matius 25:14-30



            Hello guys, ingin berbagi nih tentang apa yang boleh kudapatkan setelah menggali satu perikop dari firman Tuhan.
            Perumpamaan ini adalah salah satu perumpamaan yang digunakan Tuhan Yesus untuk berkotbah tentang “Akhir Zaman”.
Pada pasal 24 dapat kita baca bahwa Tuhan Yesus memberitakan tentang akhir zaman dimulai dari pembicaraan “Bait Allah yang akan diruntuhkan”, “Permulaan penderitaan Tuhan Yesus”, dan tanda-tanda akhir zaman (kedatangan Tuhan Yesus kedua kali). Tetapi hal
yang menarik
dapat kita baca pada “Matius 24:36” bahwa tidak ada seorang pun yang tahu tentang kedatanganNya, hanya Bapa yang tahu. “Itu bukan berarti bahwa Yesus bukan Tuhan, tetapi Dia lebih memilih untuk tidak mau menggunakan hak prerogative/kuasaNya, dan bukan berarti juga Allah Bapa lebih tinggi dari Allah Anak, dan bukan berarti Allah Bapa dan Yesus Kristus terpisah, karena ketigaNya ( Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus) adalah satu esensi (being) diri Allah”. Sesudah itu Tuhan Yesus menasihatkan kepada murid-murid untuk tetap berjaga-jaga, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak diduga (Mat 24:44). Sebab orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat (Mat 24:13), “hal ini bukan berarti bahwa keselamatan bisa hilang, tetapi lebih merujuk kepada orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus dan itu akan berkorelasi dengan apa yang dilakukan orang yang sudah menerima Kristus tersebut dalam pengerjaan keselamatan yang telah diperolehnya”. Hal inilah yang menjadi awal dari perumpamaan-perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus sampai kepada “Perumpamaan Tentang Talenta”.
            Perumpamaan ini mungkin sudah seringkali kita dengar. Dari sekolah minggu sampai sekarang, mungkin sudah sedikit banyak yang kita ketahui tentang perikop ini. Tetapi saya ingin berbagi tentang apa yang saya sudah dapatkan dari perikop ini. Dimulai dari:
            Apa itu Talenta?

-         Menurut Umum
“Talenta adalah hal yang unik yang dimiliki setiap orang sejak lahirnya dan berkembang menjadi ciri khas (bakat) yang membangun bagi diri setiap orang.”
Kita dapat melihat diatas bahwa talenta menurut khalayak umum berbicara tentang “bakat”. Tetapi, apa sih
Talenta menurut Kamus Alkitab?

-          Menurut Perjanjian Lama
“Talenta adalah ukuran timbangan sebesar 3000 syikal, kurang lebih 34 kilogram.”

-          Menurut Perjanjian Baru
“Talenta adalah ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu 6000 dinar (Mat. 18:24; 25:15-28).

            Sedangkan satu “dinar” adalah upah pekerja harian dalam satu hari (Mat. 20:2). Jadi, dapat dibayangkan, jika satu talenta adalah 6000 dinar dan satu dinar adalah upah pekerja harian, tentu “Talenta” sangat besar jumlahnya. Misalnya pada konteks zaman ini:
Upah pekerja harian: Rp 75,000,- berarti sama dengan 1 dinar
Berarti 1 Talenta = Rp 75,000 x 6000 = Rp 450,000,000,-
Tetapi bukan perhitungan yang terpenting, melainkan bahwa “Talenta” adalah sesuatu yang sangat berharga dan bernilai.
            Dalam perumpamaan ini, dikisahkan bahwa hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang Tuan yang mau pergi ke suatu tempat, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka (ayat 14). Harta yang dimaksudkan adalah “Talenta” itu sendiri. Ada 3 orang hambanya. Hamba pertama diberikan kepercayaan lima  talenta, sedang hamba yang kedua diberikan dua talenta, dan hamba yang ketiga diberikan kepercayaan tiga talenta. Masing-masing menurut kesanggupannya (ayat 15).
            Dapat kita lihat bahwa ada “respon” dari hamba hamba tersebut. Hamba pertama dan hamba kedua mengusahakan talenta tersebut dan melipatgandakannya. Tetapi, hamba yang ketiga tidak mengusahakannya dan menguburkannya di dalam lubang (ayat 16-18).
            Selanjutnya, pulanglah Tuan dari hamba-hamba itu dan mengadakan perhitungan kepada ketiga hamba tersebut. Kepada hamba pertama dan kedua yang mengerjakan talenta itu, Tuannya sangat senang dan berkata bahwa kedua hamba itu baik sekali dan setia, dan Tuan itu akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar. Tuan itu pun memerintahkan kedua hamba itu untuk turut dalam kebahagiaan Tuan itu. Kepada hambanya yang ketiga, Tuan itu datang dan hamba itu beralasan bahwa dia tahu kalau Tuannya itu adalah orang yang kejam yang menuai di tempat yang tidak ditabur dan memungut di tempat yang tidak ditanam, karena itu ia menyembunyikan talenta itu. Tetapi apa respon tuan itu?. Tuan itu marah terhadap hamba yang jahat dan malas itu, dan mengambil talenta itu dan memberikannya kepada yang mempunyai sepuluh talenta itu dan mencampakkannya kedalam kegelapan yang paling gelap yang terdapat ratap dan kertak gigi (ayat 19-28).
            Itulah sepenggal cerita dari perumpaan tentang talenta tersebut. Lalu, apa yang dapat kita pelajari dari perikop tentang perumpamaan ini?
1)      Ketaatan dan kesetiaan
Kita dapat melihat dari perumpamaan diatas bahwa hamba yang setia dan mengerjakan telenta itu dihargai dan turut masuk kedalam kebahagiaan tuan itu (ayat 21&23). Dan pada ayat 29: “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil daripadanya.”. Hal yang menarik pada ayat diatas, ada kata “mempunyai”, melihat dari konteks perumpamaan ini, saya menafsirkan kata itu dengan kata “taat dan setia”.
Yang menjadi pertanyaan adalah:
Mengapa taat dan setia itu penting?
  • Turut masuk dalam kebahagiaan dari Tuhan (Mat. 25:21,23)
  • Siapa yang setia akan selamat (Mat. 24:13; Why. 17:14)
  • Dikaruniai mahkota kehidupan (Why. 2:10)
  • Memperoleh kekuatan dari Tuhan (1Tim. 1:12)
Tetapi yang terpenting dari semua itu, mengapa kita harus setia, karena Allah kita adalah Allah yang setia. Yang turun ke dalam dunia dan “setia” sampai akhir untuk menebus dosa manusia (Fil. 2:8). Bahkan setia sampai kepada hari ini. Dan itu janjiNya kepada kita, bahwa Dia menyertai kita sampai akhir zaman (Mat. 28:20).
Lalu, bagaimana dengan orang yang tidak setia dan tidak taat?
  • Mereka akan dihukum (Mat. 25:30; Gal. 3:10)
  • Berdosa (Im. 6:2-3)

2)      Allah kita adalah Allah yang Adil
Seringkali kita melupakan sifat ke”maha adil” an Allah, kita lebih sering menonjolkan sifat “Kasih” dari Allah. Padahal kedua sifat Allah ini tidak boleh diabaikan atau tidak boleh dipisahkan. Sifat ke”Maha Adil” an Allah terbukti melalui peristiwa jatuhnya manusia kedalam dosa. Adam dan Hawa yang memakan buah dari pohon yang dilarang itu, dan seketika itu mereka berdosa dan diusir dari taman Eden (Kej. 3). Kisah bangsa Israel yang tegar tengkuk membuktikan keadilan Allah, salah satunya ketika bangsa Israel membuat anak lembu emas dan menyembah kepada patung itu, Tuhan menghukum mereka (Kel. 32).
Kita tahu bahwa Allah kita adalah Allah yang adil, yang akan menyelamatkan orang yang setia dan menghukum orang yang tidak setia. Tuhan Yesus telah menyelamatkan kita, memberikan kepada kita segala hal termasuk (harta, waktu, dan bakat). Mari kita dengan taat dan setia mengerjakan keselamatan dan menggunakan hidup kita termasuk harta, bakat, maupun waktu kita untuk kemuliaan Tuhan.

3)      Kerendahan hati untuk mau mengerjakan apa yang Tuhan kehendaki
“Tuhan tidak perlu orang-orang hebat atau pintar sekalipun untuk melayaniNya tetapi tidak taat, justru dari orang lemah yang setia dan taat dibangun kerajaan  Allah”

4)      Mengerjakan dengan segenap hati
Kolose 3:23 : “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

           Hal itulah yang boleh saya dapatkan dan saya bagikan, semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan ke kehidupan kita masing-masing. Sebagai penutup, saya ingin membagikan sebuah kalimat.

“Perbuatlah segala sesuatu yang Tuhan kehendaki untuk boleh kamu lakukan dan perbuatlah yang terbaik untuk hal itu seakan-akan esok hari, Kristus datang kedua kalinya.”

Soli Deo Gloria, Solus Christus

Sumber gambar: http://walkingwithjesusblog.blogspot.co.id/2012/09/perumpamaan-tentang-talenta.html

0 komentar:

Posting Komentar