Jumat, 02 Desember 2016

Tidak Ada Intinya! (Mungkin Ada?)

Saya seorang sarjana, lulusan dari universitas ternama di Pulau Sumatera. Layaknya masyarakat kita, gelar ini sangat berarti dan cukup untuk membuat nama seeorang harum di lingkungannya, tapi gelar ini pun bisa menjadi boomerang bagi yang menyandangnya. Yah, menjadi boomerang karena si penyandang tak kunjung menghasilkan sesuatu atau konkritnya tidak bekerja dan menghasilkan uang, setidak-tidaknya untuk membahagiakan keluarga di rumah. Dan saya pun akhirnya memutuskan untuk mencoba mencari pekerjaan, walaupun dalam hati kecil saya, tidak merasa melakukan dengan segenap hati karena ini bukan impian saya. Orang bisa berkata bahwa saya seorang yang sangat idealis atau mungkin seorang yang bodah yang tidak memperhatikan realita dunia ini.
Saya memulai untuk melamar pekerjaan di perusahaan retail dan distribusi buku, alat multimedia dan atk ternama di Indonesia. Semua pasti sudah tahu bahwa ada satu toko buku ternama yang namanya sudah cukup besar di Indonesia. Ya, Gramedia menjadi tempat pertama saya untuk melamar perkerjaan. Sebagai orang yang baru melamar pekerjaan, rasa dag dig dug pasti melanda dan saya tidak tahu mengapa rasa itu saya alami, mungkin dorongan emosional karena mencoba hal yang baru (mungkin saja). Saya mengirim lamaran untuk 2 posisi, yaitu sebagai Store Supervisor dan Asisten Editor Fiksi/Non Fiksi di perusahaan tersebut. Saya mengirim berkas lamaran melalui email dimana 3 hari lagi batas terakhir pengiriman lamaran akan ditutup. Dan betul saja memang dalam hati kecil saya, tidak menaruh harapan terlalu besar untuk hal ini.
Dan hal yang tidak diduga pun terjadi, pertama bahwa pihak perusahaan Gramedia membalas secara cepat berkas lamaran yang saya kirimkan, hanya berselang 1 hari dari berkas lamaran yang saya kirimkan. Dan yang kedua adalah bahwa dalam surat balasan tersebut saya dinyatakan lolos berkas dan mendapat undangan untuk mengikuti test psikotest dari serangkaian test masuk ke perusahaan tersebut. Melihat surat balasan tersebut, ada perasaan bahagia yang saya alami dan sangat bertolak belakang dengan perasaan yang saya alami ketika mencobanya yang seakan ogah-ogahan. Syarat saya mengikuti test tersebut adalah membawa berkas-berkas lamaran saya (CV, 4 lembar formulir dari pihak Gramedia, NPWP kalau ada, Fotocopy rek. BCA kalau ada, Fotocopy KTP, Fotocopy ijazah dan transkrip nilai yang di legalisir). Saya mengikuti test psikotest tersebut selang dua hari setelah saya membaca surat tersebut, ya seolah-olah semua berjalan sangat cepat.  
Test dilaksanakan di gedung Kompas Gramedia yang terletak di jalan Palmerah Selatan. Test dilaksanakan pukul 09.00WIB tepat. Ya, lagi-lagi saya tidak berharap banya dalam test ini, dikarenakan baru pertama kali mencobanya dengan tujuan melamar pekerjaan dan kedua karena saya mengisi tidak bersedia ditempatkan di seluruh Indonesia. Saya hanya mau ditempatkan di Jakarta karena ada suatu hal yang tidak bisa saya ceritakan. Pertama kali dibuka oleh perkenalan dari pengawas dan mereka menjelaskan tentang perusahaan tersebut dan sekaligus menjelaskan beberapa tahapan untuk sampai bekerja di Gramedia. Asal tau saja ada beberapa tahapan untuk sampai bekerja disana. Pertama test berkas, kedua test psikotes, ketiga FGD dan wawancara (HR dan Gaji), kelima test medis/kesehatan, kalau dinyatakan lolos tes medis tahapan selajutnya ialah hire atau perekrutan dan itu tahap menandakan seseorang bisa bekerja dalam perusahaan tersebut.
Dimulai dengan berdoa menurut kepercayaan masing-masing dan kemudia mengerjakan soal-soal test sampai 2 jam. Seperti pengalaman dari teman-teman saya, test tersebut berisi test kata, matematika, test koran dan yang terakhir tes untuk menjawab pernyataan dengan benar atau salah sesuai kepribadian. Menurut saya, bagian yang paling sulit adalah test koran dikarenakan harus berpacu dengan waktu yang ditentukan pengawas (walaupun menurut artikel yang saya baca, test koran bertujuan untuk melihat grafik dari peserta yang menandakan bagaimana dia bekerja nantinya). Saya sarankan harus sarapan dan banyak minum sebelum mengikuti test tersebut karena menguras energi yang banyak. Setelah test berakhir, kami diminta untuk menunggu pengumuman paling lambat 2 minggu kedepan.
Benar saja dan tepat pada waktunya, saya mendapat email dari pihak HR-Gramedia yang menyatakan tidak lolos. Dan sehari kemudian saya melihat kembali email saya dan mendapat surat yang yang menyatakan saya lulus. Yang bisa saya lakukan hanya bersyukur karena bisa lolos tahapan selanjutnya yaitu FGD dan wawancara. Selang 5 hari kemudian FGD pun diadakan, kali ini di gedung HR GoRP di jalan Palmerah Selatan No.14. Dari 9 peserta yang namanya tertulis pada daftar hadir, hanya 6 orang yang mengikuti FGD. FGD dimulai dengan topik Kepemimpinan, masing-masing peserta harus mengurutkan angka 1-14 dimulai dari yang paling penting (1) hingga kurang penting (14) tentang karakteristik pemimpin yang sudah disediakan dalam kertas soal dan jawaban. Kedua, para peserta harus mempresentasikan jawabannya di depan peserta lainnya dan tentunya pengawas dan dilanjutkan dengan tanya-jawab antar peserta yang memperhatikan dan yang mempresentasikan. Dan terakhir adalah berdiskusi untuk menentukan mana yang paling penting dan kurang penting tentang karakteristik kepemimpinan dan tahapan ini cukup lama. Setelah selesai peserta diperintahkan untuk menunggu hasil yang menentukan siapa yang lolos untuk wawancara.
Hal yang berbeda saya rasakan dari sebelumnya, setelah saya mengikuti FGD tersebut, saya yakin saya akan lolos. Karena saya lumayan banyak bertanya dan menjelaskan hasil pemikiran saya (walaupun saya sudah baca artikel bahwa dalam FGD, yang banyak berbicara belum tentu lolos, tapi entah mengapa perasaan yakin lolos itu semakin tinggi). Kami harap-harap cemas menunggu hasilnya, dan tepat pada pukul 12.00WIB, hasil pengumuman ditempel di depan pintu ruangan tempat kami melaksanakan FGD. Ketika saya membaca hasilnya, nama saya tidak tertera dalam daftar orang yang lolos untuk wawancara. Seketika perasaan saya yang sangat yakin akan lolos pun sirna dan saya pulang kerumah dengan sedikit kekecewaan. Tentunya ini menjadi suatu pengalaman bagi saya….