Kamis, 22 September 2016

Reaching the Vision (Refleksi Kisah Para Rasul 26)



Sebelum kita masuk kepada pembahasan kita akan mengulas sedikit tentang Visi Allah. Seperti yang kita tahu, visi adalah “penglihatan” , visi adalah tujuan jangka panjang pada umumnya. Kalau di perusahaan atau organisasi, kita akan melihat bahwa visi adalah tujuan jangka panjang atau hasil akhir yang diharapkan tercapai nantinya pada perusahaan atau organisasi tersebut. Begitu juga dengan visi Allah, yaitu penglihatan yang berasal dari Allah yang merupakan kegenapan karya-Nya bagi dunia ini, yaitu bahwa segala bangsa, segenap suku dan kaum dan bahasa berdiri di hadapan tahta Anak Domba dan menyembah-Nya (Why. 7:9-10). Dan karya itu telah digenapi melalui pengorbanan dan kebangkitan Yesus Kristus Tuhan kita, dan sekaranglah saatnya untuk memberitakan tentang keselamatan yang hanya ada pada Yesus. Dan hal inilah yang akan kita bahas melalui kitab Kisah Para Rasul 26. Let’s check it out!
Kitab ini adalah kitab yang ditulis oleh rekan sekerja Paulus yaitu Lukas, yang adalah seorang tabib. Hal ini dapat diketahui melalui awalan surat yang ditujukan kepada Teofilus yang sama halnya dengan awalan kitab Injil Lukas. Diperkirakan, kitab ini dituliskan antara tahun 80 dan 90 Masehi. Kitab ini adalah kitab yang menceritakan tentang kehidupan gereja mula-mula yang dipenuhi dengan cinta kasih dan Roh Kudus, sesudah Yesus naik ke surga. Para Rasul adalah murid-murid Yesus yang senantiasa bersama-sama dengan Yesus semasa hidup-Nya di dunia ini dan dipenuhi Roh Kudus yang dijanjikan (Kis. 2:4), mereka hidup bersama berbagi kasih dan memberitakan Injil dan disukai banyak orang dan diberkati Allah (Kis.2:41-47). Tetapi kitab ini tidak hanya menuliskan tentang kebahagiaan jemaat mula-mula, tetapi juga tentang penderitaan mereka ketika mengabarkan Kristusdi daerah Yerusalem, sebuah kota dimana penduduknya tahu bahwa Kristus telah disalibkan, dan kemungkinan besar adalah orang yang ikut menyalibkan Yesus. Banyak dari antara mereka yang menjadi percaya dan mengikut Yesus, tetapi banyak juga yang menentang, apalagi ahli-ahli taurat dan orang Farisi dan Saduki yang adalah orang yang sering menentang Yesus ada masa hidup-Nya (Kis. 5:17-18). Hingga awal penganiayaan terhadap jemaat mula-mula pun terjadi pada saat Stefanus yang adalah seorang yang penuh iman dan Roh Kudus (Kis. 6:5), dituduh oleh orang-orang Yahudi menghujat Allah (Kis. 6:11), dan akhirnya ia harus mati dirajam batu dengan kemenangan yang indah yang boleh ia peroleh menjelang kematiannya sambil berdoa menengadah ke langit (Kis. 7:54-60). Itulah awal penderitaan jemaat mula-mula yang dituliskan oleh Lukas pada kitab ini.
Terpujilah Tuhan untuk karya dan rencana-Nya, pada saat kematian Stefanus,ada seorang yang akan Tuhan pakai secara luar biasa untuk menyatakan karya-Nya di dunia ini. Yaitu Saulus  yang adalah seorang yang terlahir dan terdidik dalam lingkungan orang Yahudi, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, orang Farisi (Fil. 3:5), orang yang begitu tahu tentang hukum taurat yang pekerjaannya adalah penganiaya jemaat, sampai-sampai ia minta surat kepada Imam Besar untuk menganiaya jemaat di Damsyik (Kis. 9:2). Dan dalam perjalanan ke Damsyik, ia harus jatuh tersungkur dan rebah ke tanah karena cahaya yang sangat terang muncul dihadapannya dan ia mendengar suara Yesus yang menyatakan diri dihadapannya , ia buta, dipulihkan dan bertobat, dan menjadi pemberita Injil bagi bangsa non Yahudi. Ia pergi ke banyak kota di luar Yerusalem dan akhirnya kembali ke Yerusalem (Kis. 21:17), dan disitu ia mengadakan pentahiran diri bersama-sama orang percaya lainnya (Kis. 21:26) dan setelah 7 hari hampir berakhir, ia ditangkap oleh orang Yahudi dari Asia Kecil yang menghasut orang Yahudi di Yerusalem yang mengatakan bahwa Paulus menentang hukum taurat (Kis. 21:27-28). Hingga pada akhirnya sidang demi sidang dilalui, dan sampailah ia di hadapan raja Agripa untuk menyatakan pembelaannya dihadapan raja tersebut, bahwa ia tidak bersalah dan tidak mengajarkan yang sesat dan tidak menghujat Allah.
            Siapakah raja Agripa?
            Raja Agripa adalah anak dari raja Herodes yang dilahirkan kira-kira pada tahun 27 M. Raja ini yang menikahi saudara kandungnya sendiri yang bernama Bernike. Dia adalah raja daerah Filipud dan Lisias tahun 53 M, dan pernah menjadi pengawas kenisah di Yerusalem tahun 49 M. Dan karena hidupnya sudah jadi batu sandungan, ia belajar taurat Yahudi, agar hidupnya bisa dilihat orang dan tidak menjadi sandungan. Ia raja yang suka dengan popularitas.
Dan kepada raja itulah, Paulus harus berhadapan dan menyatakan pembelannya. Dan Paulus menyatakannya dengan keramahan bukan kemarahan, ia adalah seorang yang santun dan penuh kasih karunia. Ia menyatakan kebahagiaannya karena diperkenankan untuk memberi pertanggungjawaban atas tuduhan orang Yahudi kepadanya, dan ia meminta kepada raja untuk mendengarkannya dengan sabar (ay. 1-3). Sungguh suatu salam pembuka yang hangat penuh hikmat dan kesabaran oleh kasih Tuhan yang dirasakannya. Karena ia tahu bahwa inilah kesempatan untuk dia bisa bercerita tentang kisahnya yang diliputi oleh kasih Allah.
Dan Paulus mulai bercerita, bahwa semua orang Yahudi sudah tahu tentang kisah hidupnya, sejak masa mudanya. “Aku adalah seorang Farisi dengan mazhab yang paling keras”, kata Paulus. Dan sekarang, aku dituduh dan harus menghadap pengadilan karena aku mengharapkan janji Allah tentang kebangkitan orang mati, yang sudah kita percaya dari kedua belas suku kita. Jadi, mengapa sulit percaya kalau Allah membangkitkan orang mati?, Paulus menambahkan (ay. 4-8).
Paulus mulai ke inti permasalahan , yaitu tentang kebangkitan, yang seharusnya tidak menjadi permasalahan karena orang Farisi percaya kepada kebangkitan orang mati. Ya, Farisi percaya tentang kebangkitan orang mati, berbeda dengan Saduki yang tidak mempercayai kebangkitan orang mati (Mat. 22:23-33). Paulus bertanya dengan keras: “Mengapa kita anggap mustahil kalau Allah bisa membangkitkan orang mati?” , yang secara tidak langsung berkata: “Mengapa tidak percaya kalau Yesus bangkit?”
Sebenarnya pun dahulu, aku adalah salah satu orang yang paling keras menentang nama Yesus dari Nazaret, bahkan bukan sampai disitu saja, aku juga setuju jika pengikut Yesus itu pun dihukum mati, makanya aku sering masuk rumah ibadat dan menyiksa mereka, menyuruh mereka menyangkal imannya, bahkan mengejar mereka sampai kota-kota asing (ay.9-11).
Paulus mulai bersaksi tentang kehidupannya dahulu, tentu kita tidak menyangkal bahwa dia adalah layaknya orang gila yang sangat sadis yang suka bunuh pengikut Kristus (Flp. 3:6a). Tapi disinilah kerendahan hati Paulus bisa terlihat, karena dia menyadari bahwa hidupnya dahulu adalah hidup yang kotor, najis dan berdosa, dan dia menyadari hanya oleh kasih karunia lah dia bisa menceritakan tentang hidupnya yang kotor tersebut.
Paulus melanjutkan dalam keadaan yang seperti itu, dengan kuasa penuh untuk membunuh pengikut Kristus di Damsyik. Tiba-tiba di tengah jalan itu aku melihat cahaya yang sangat terang turun dari langit dan itu yang membuatku rebah , lalu aku mendengar ada suara yang berkata: “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” akan sulit bagimu menendang ke galah rangsang (ay.12-14).
Paulus dengan lugas dan penuh kejujuran dengan tidak menambah-nambahkan apa yang dialaminya berkata dan bersaksi tentang hidupnya. Ia dibutakan dan dipulihkan, dan pasti sulit untuk mengelak atau lari dari panggilan Tuhan dan Paulus mengalami hal demikian (Kis. 9:1-19a).
Saat itulah aku bertanya: “Siapakah Engkau Tuhan?”, Maka kata Tuhan: “Akulah Yesus yang kau aniaya itu, tapi sekarang bangunlah dan berdirilah karena Aku (Yesus) menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentag segala sesuatu yang telah kau lihat dari pada-Ku dan tentang yang Kuperlihatkan padamu nanti. Aku mengkhususkan engkau untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain agar mata mereka terbuka dan mereka berbalik dari kegelapan Iblis kepada terang Allah, dan mereka peroleh iman dan pengampunan dosa dan dapat bagian yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.”
Sebab itu ya, raja Agripa, terhadap penglihatan yang dari surga itu, tidak pernah aku tidak taat (ay.15-19).
Dengan kuasa penuh dari Roh Kudus dan dihadapan para saksi dan raja Agripa, Pausul menceritakan pertobatannya siapa Yesus yang menyatakan diri-Nya kepada Paulus. Paulus dengan tegarnya berani memberitakan Injil dihadapan mereka dan berani mengklaim bahwa dirinya tidak pernah tidak taat terhadap penglihatan yang Yesus nyatakan kepadanya. Dia tidak pernah tidak taat kepada visi Allah. Dia menyadari bahwa dirinya diselamatkan oleh karena Anugerah.
Ia menambahkan, mula-mula aku beritakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem, di Yudea, dan bangsa-bangsa lain, bahwa mereka haru bertobat an kembali kepada Allah dan melakukan pekerjaan sesuai pertobatan itu. Karena itulah maka aku ditangkap dan aku hampir dibunuh. Tetapi karena pertolongan Allah, aku masih bisa hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian tentang mesias yang harus menderita sengsara, mati, dan bangkit dari antara orang mati (ay.20-23).
Paulus menjelaskan bahwa untuk menjalankan visi itu memang sulit dan pasti akan ada penderitaan yang dialami, tetapi Paulus mengucapkan penghiburan dan peneguhan yang sangat menggugah bahwa dalam kondisi terdesak pun, Allah tetap menyertai. Ini selaran dengan janji Tuhan Yesus akan penyertaannya sampai akhir zaman (Mat. 28:20).
Di tengah suasana sidang yang mulai meresahkan, sementara Paulus masih mempertanggungjawabkan pembelaannya, berteriaklah Festus dan berkata: “Engkau gila, Paulus. Ilmumu yang banyak itu membuatmu gila”. Dan Paulus dengan berani membantah: “Aku tidak gila , Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat! Dan aku yakin bahwa raja juga tahu tentang segala perkara ini, karena perkara ini tidak terjadi di tempat terpencil. Lalu Paulus bertanya pada Agripa: “Percayakah engkau pada para nabi?” aku yakin kau percaya. Jawab Agripa: “hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi seorang Kristen!”
Adalah hal yang wajar kalau Festus berkata demikian karena dia tidak pernah merasakan kasih Kristus. Tapi Paulus tetap menghadap raja Agripa dan memberitakan Injil kepada raja yang mengetahui taurat dan adat istiadat Yahudi tersebut, dan suatu pernyataan yang hebat keluar dari mulut raja tersebut kalau hampir saja ia yakin menjadi seorang Kristen. Raja yang gemar popularitas itu hampir membungkukkan badannya kehadapan Raja diatas segala raja.
Lagi Paulus menunjukkan iman pengharapannya: “Aku berdoa, supaya bukan engkau saja tetapi semua orang disini menjadi sama seperti aku kecuali belenggu ini.”
Iman dan pengharapan yang sangat jelas, dengan itu Paulus mengucapkan doa bahwa semua yang ada disitu akan percaya dan memberitkan Injil.
Lalu Agripa, Bernike, dan Festus keluar untuk berdiskusi, mereka tidak mendapati kesalahan Paulus , bahkan sebelum naik banding pun, dia sudah boleh dilepaskan. Dibalik itu semua tersimpan kemenangan yang besar, yaitu ketika semua orang yang mengadili Paulus, mendengarkan Injil yang disampaikannya oleh kuasa Roh Kudus.
Dari sinilah kita belajar bahwa penglihatan itu menggerakan Paulus untuk melakukan misi Allah bagi dunia. Paulus telah menangkap visi itu dan dia menjalankannya dengan penuh kerelaan hati menyerahkan seluruh hidupnya untuk dituntun oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil melalui perkataan dan perbuatannya. Kiranya hati kita pun digerakkan oleh Allah untuk mengerjakan visi Allah, sehingga kita bertumbuh dan orang lain mengenal Yesus dan hidup bagi Yesus. Maka benarlah, Bumi penuh dengan Kemuliaan Allah.
Allah menggerakkan orang-orang yang dipilih-Nya untuk berkarya bagi kemuliaan nama-Nya.
Bagaimana dengan kita? Siapkah kita dipakai Tuhan? Siapkah kita memberitakan kebenaran?
Melihat Visi dengan mata Iman, Mengimani Visi dengan Pengharapan, Mengerjakan Visi dengan Kasih

Soli Deo Gloria

Referensi Terkait: Swindoll, Charles R, 2004.PAULUS:Seorang yang penuh kasih karunia dan tegar, Terjemahan PAUL:A Man of Grace and Grit, Nafiri Gabriel, Jakarta.

Selasa, 13 September 2016

Jangan Lupa Berbuat Baik (Refleksi Galatia 6:1-10)





 Nah, sekarang kita akan membahas tentang “Berbuat Baik”, dalam series Jangan Lupa. Sebelum masuk pada inti bahasan, kita harus tahu dulu apa itu berbuat baik. Semua pasti tahu, tanpa diajarkan sekalipun kita akan tahu maksud dari pernyataan berbuat baik, karena mungkin itu adalah

Rabu, 07 September 2016

Belajar dari Film Animasi: Zootopia



Sebuah film animasi yang dirilis oleh Walt Disney yang adalah perusahaan raksasa di bidang media dan hiburan, yang sudah banyak merilis film-film dan media hiburan yang menghasilkan penjualan-penjualan terbesar di seluruh dunia. Film yang merupakan

Senin, 05 September 2016

Lestari Alamku



Lestari alamku...
Lestari desaku...
Dimana Tuhanku menitipkan aku

Nyanyi bocah-bocah di kala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa

Damai saudaraku, suburlah bumiku
Kuingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang jaya nusantara lama
Tentram kartaraharja disana

Masih ingat dengan sepenggal lirik lagu ini?

Sabtu, 03 September 2016

Terima Kasih



Berterima kasihlah pada burung yang berkicau menambah semarak alam di pagi hari