Sistem
pendidikan di Indonesia tampaknya sudah tidak asing lagi menjadi
bahasan tiap tahunnya.Mengapa demikian? hal ini disebabkan lemahnya
sistem pemerintahan Negara ini yang berimbas juga pada sistem
pengelolaan masing-masing institusi pendidikan yang mengakibatkan
lemahnya sistem pendidikan Negara ini dibanding negara lain.
Kita
ambil contoh saja,misalnya pergantian Tahun Pelajaran atau yang biasa
disebut Tahun Ajaran Baru,Hal ini
seharusnya dapat menjadi momen yang membahagiakan bagi para calon Siswa/Mahasiswa baru. Akan tetapi yang terjadi di Negara ini malah sebaliknya,momen yang membahagiakan tersebut berubah menjadi momok yang menakutkan khususnya bagi orang tua para calon Siswa/Mahasiswa baru.
seharusnya dapat menjadi momen yang membahagiakan bagi para calon Siswa/Mahasiswa baru. Akan tetapi yang terjadi di Negara ini malah sebaliknya,momen yang membahagiakan tersebut berubah menjadi momok yang menakutkan khususnya bagi orang tua para calon Siswa/Mahasiswa baru.
Bagaimana
tidak menakutkan? Banyak SMA maupun Universitas sekarang berani
memasang harga tinggi untuk menerima para calon Siswa/Mahasiswa. Hal ini
pun lebih sulit lagi dirasakan
oleh orang tua para calon Siswa/Mahasiswa yang anaknya diterima di
SMA/Universitas yang notabene nya merupakan SMA/Universitas Negeri
unggulan atau ternama di
masing-masing daerah. Kesulitan yang umumnya dirasakan para orang tua
tersebut diakibatkan lebih mahalnya biaya yang harus dikeluarkan
ketimbang para orang tua yang anaknya diterima di SMA/Universitas yang
notabene nya biasa saja.
Kita
umpamakan SMA “X” dan SMA “Y”.SMA “X” yang notabene masih reguler
berani mematok biaya spp sekitar 250 ribu/bulan otomatis SMA “Y” yang
notabene sudah unggulan berani mematok biaya spp yang lebih daripada
itu. Hal itu tentunya membuat para orang tua kesulitan sampai memutar
otak memikirkan cara bagaimana anaknya dapat bersekolah.Hal yang sama
pun terjadi pada orang tua yang anaknya diterima di Perguruan Tinggi.
Hal
diatas masih dapat dikategorikan wajar karena masih dapat ditimbang
dari nama baik SMA/Universitas,kulitasnya dan peluang kerja yang di
dapat ketika lulus dari Institusi tersebut.Hal yang lebih buruk lagi
kita dapatkan jika kita menengok kepada Institusi Pendidikan Swasta.
Sebagian besar Institusi Swasta yang notabene nya “biasa-biasa saja”
hanya mementingkan pendapatan yang diperolehnya ketimbang memerhatikan
kualitasnya.
Jadi,
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa hanya orang tua yang mampu atau yang
kelasnya menengah ke ataslah yang dapat menyekolahkan anaknya.
Melihat
fenomena di atas,timbul satu pertanyaan di kalangan masyarakat yaitu:
“Bagaimana kalangan yang tidak mampu atau yang kelasnya menengah ke
bawah dapat menyekolahkan anaknya?”
Apalagi
jika ditimbang,hal ini sudah tidak sesuai dengan cita-cita dan harapan
bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD’45 pada Alinea IV yang berisi
“Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Tentunya, untuk mewujudkan hal
itu,semua anak-anak bangsa harus bersekolah. Menyikapi pertanyaan dan
pertanyaan diatas,hal itu dapat menjadi kritik pedas atau cambuk keras
bagi para “Penguasa” Negara ini maupun Institusi Pendidikan yang ada dan
berkembang di Negara ini.
Memang
sudah ada beberapa usaha yang dilakukan Pemerintah agar anak-anak yang
kurang mampu dapat bersekolah, seperti contoh: BOS (Bantuan Operasional
Sekolah),BOP (Bantuan Operasional Pendidikan),dan Beasiswa Bidik Misi
bagi anak-anak tersebut.
Tetapi
usaha yang dilakukan Pemerintah tersebut tidaklah cukup. Seperti halnya
BOS dan BOP yang diperuntukkan hanya untuk Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan juga Beasiswa Bidik Misi yang hanya
diperuntukkan untuk Perguruan tinggi. Dan itupun belum merata ke seluruh
anak-anak yang kurang mampu bahkan ada “oknum-oknum nakal” yang memakan
dana bantuan tersebut demi kepentingan pribadi semata. Ya, seperti kita tahu, bahkan di dalam tiap institusi pendidikan, transparansi laporan keuangan pun tidak ada.
Lagipula
jika dilihat di atas, bantuan tersebut terkesan tanggung. Mengapa
demikian? Cobalah kita lihat, bantuan tersebut hanya diperuntukkan bagi
SD,SMP,dan Perguruan Tinggi. Lalu dimanakah bantuan untuk SMA? Padahal
telah disinggung diatas bahwa kebanyakan orang tua mengeluh unutk
menyekolahkan anaknya pada SMA akibat mahalnya biaya SPP.
Lantas,Bagaimanakah anak-anak yang kurang mampu tersebut? Apakah mereka
harus putus sekolah? Apakah cukup pada masa SMP saja? Padahal banyak
anak-anak yang kurang mampu tersebut mempunyai cita-cita yang tinggi
untuk menjadi seorang yang berhasil dan sukses.
Hal
tersebut harus menjadi perhatian semua masyarakat khususnya bagi
Pemerintah dan Institusi Pendidikan di negeri ini. Jika mereka putus
sekolah, Bagaimanakah cita-cita mereka? Apakah kita mau di “cap” sebagai
penghancur cita-cita mereka? Tentu tidak kan?
Untuk
itu diperlukan kiranya usaha-usaha agar mereka dapat bersekolah terus
tanpa putus di tengah jalan. Lantas untuk mewujudkan hal tersebut,
langkah apa yang harus kita ambil? Hal itulah yang harus dipikirkan
mulai dari sekarang agar anak-anak tersebut tidak sampai putus sekolah.
Saya
mengutip pepatah yang mengatakan “There is a Will There is a Way” yang
artinya “Dimana ada kemauan Di situ ada Jalan”. Pepatah itulah yang
harus kita jadikan landasan untuk mewujudkan cita-cita anak-anak bangsa tersebut.
Lantas,
Apakah langkah-langkah yang harus kita ambil? Menurut saya pribadi,
kita perlu merubah Negara ini. Memangnya apa yang salah dari Negara ini?
Sebenarnya tidak ada yang salah dari Negara ini, hanya saja sistem
pemerintahan yang salah yang berimbas juga pada semua sector termasuk
juga sektor pendidikan.
Pertama, Pemerintah perlu merubah sistem pemerintahan yang salah
selama ini, banyaknya pejabat-pejabat Negara yang melakukan
penyelewengan atau tindakan-tindakan yang tidak berkenan di hati
masyarakat itu yang membuat semakin buruknya citra sistem pemerintahan
Indonesia di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan perombakan habis-habisan
terhadap sistem pemerintahan Negara ini, bila perlu menindak tegas
pejabat-pejabat yang melakukan hal tersebut dan menggantinya dengan
orang-orang yang bersih dan jujur. Memang hal itu tidak mudah dilakukan
akan tetapi jika pepatah di atas kita jadikan landasan, saya rasa tidak
ada yang sukar atau sulit dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut.
Dengan
terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan jujur, tentunya akan berimbas
juga pada semua sektor di negeri ini tak terkecuali sektor pendidikan.
Sektor Pendidikan akan menjadi bersih dan bebas dari tindak
penyelewengan dana bantuan yang mampu menghancurkan setiap impian anak-anak bangsa sehingga semua anak-anak bangsa bisa mengenyam pendidikan yang layak.
Namun,
hal ini tidaklah cukup juga. Jika hanya Pemerintah dan Institusi
Pendidikan saja yang melakukan hal tersebut tanpa kesadaran semua
masyarakat, tentunya impian untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa hanya menjadi angan-angan atau khayalan semata.
Oleh
karena itu, dibutuhkan partisipasi atau dukungan dari segenap
masyarakat untuk mewujudkan hal tersebut. Lantas, langkah apa yang harus
kita ambil?
Sebagai
masyarakat, kita harus mampu menumbuhkan kesadaran dan pemikiran betapa
pentingnya pendidikan bagi generasi muda agar tidak salah mengambil
langkah di masa depan. Kalau bukan generasi muda yang mengatur negara
ini di masa depan ,siapa lagi?.
Oleh karena itu, hal tersebut harus kita jalankan guna memperbaiki sistem pendidikan di negeri ini dan
juga mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentunya hal ini jangan hanya di
mulut saja, tetapi harus benar-benar terealisasikan. Bagaimana
Merealisasikannya? Kembali lagi ke atas bahwa dengan adanya kesadaran
diri yang penuh dari tiap-tiap masyarakat akan betapa pentingnya
pendidikan itu akan membantu rencana tersebut menjadi benar-benar terjadi,
sebagai contoh, bagi kalangan yang mampu dapat membantu kalangan yang
secara ekonomi tidak mampu untuk memberikan bantuan sejumlah dana atau
biaya agar anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi tersebut dapat
bersekolah.
Namun
jika ditinjau kembali, rasanya hal tersebut tidaklah cukup karena jika
tidak ada dukungan dari generasi muda sendiri sebagai pelaku utama dalam
hal ini, semua itu pun akan
menjadi angan-angan belaka.Selaku generasi muda, kita juga harus mampu
menumbuhkan niat belajar dan juga niat untuk mewujudkan cita-cita bangsa
ini menjadi bangsa yang cerdas.
Dengan
adanya kerjasama dari berbagai pihak,Tentunya semua hal itu bisa
terealisasikan. Dengan begitu semua anak bangsa tak terkecuali anak-anak
yang kurang mampu bisa bersekolah dan tak ada lagi kata putus sekolah
akibat kekurangan dana untuk membiayai sekolah sehingga semua cita-cita anak-anak bangsa bisa terwujud sesuai harapan.
Jika
semua cita-cita tersebut dapat terwujud, otomatis semua anak-anak
bangsa akan sukses dalam hidupnya yang nantinya akan berimbas juga pada
Institusi Pendidikan dan Negara ini. Negara Indonesia akan maju di semua
bidang dan menjadi Negara yang disegani di mata dunia. Tentunya,
Institusi Pendidikan di Indonesia menjadi terkenal di dunia ini,
Sehingga nantinya akan banyaklah orang-orang asing belajar di Indonesia
dan menjadikan system pendidikan di Indonesia sebagai contoh system pendidikan di negaranya masing-masing.
Semua
hal diatas tentunya akan terwujud jika semua pihak mampu menjalankan
tugasnya masing-masing dan mampu melengkapi satu sama lain. Oleh karena
itu marilah kita sebagai masyarakat Indonesia bekerja sama satu sama
lain dalam membangun Negara ini menjadi Negara maju dalam
semua bidang dan bersih dari tindakan-tindakan penyelewengan yang
akhirnya berimbas juga pada system pendidikan Indonesia menjadi system
pendidikan yang terbaik.
0 komentar:
Posting Komentar