Senin, 21 Januari 2019

Kehendak Allah atau Kehendak Saya? (Yakobus 4:13-17)

Setiap orang pasti menginginkan yang terbaik dalam hidupnya. Terlebih dalam suasana tahun baru ini, setiap orang pasti memiliki rencana-rencana terbaik dalam hidupnya, begitu juga dengan saya.

Seorang pebisnis pasti menginginkan bisnisnya meraup untung lebih banyak tahun ini, seorang pelajar pasti menginginkan nilai terbaik yg didapatnya tahun ini. Seorang pengangguran seperti saya juga menginginkan pekerjaan yg baik sehingga saya bisa berpenghasilan. Semua itu butuh rencana untuk mewujudkannya.

Semua orang termasuk saya mengatur hidupnya sendiri, mengatur rencananya sendiri dan berandai-andai bahwa semua yang direncanakan akan didapatkan sebelum terjadi.
Ini hal wajar, tetapi ada sebuah pertanyaan dalam benak saya: "Bagaimana jika semua tidak sesuai keinginan/kehendak dan rencana saya?" Sedang saya saja tidak mengetahui sedikitpun apa yg terjadi hari esok, hanya Tuhan yang tahu.

Tidak salah berencana dan berusaha, tapi apa yang saya sesali adalah saya tidak melibatkan Tuhan dalam rencana saya. Saya terlalu sombong, saya tidak memikirkan apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk hidup saya dalam tahun ini.
Seharusnya saya berkata: "Jika Tuhan menghendaki, maka saya akan berbuat yang terbaik sesuai kehendak-Nya."

Sehingga, jika yang terbaik yang saya dapatkan, saya akan mensyukuri dan memuji Allah dan sekalipun yang buruk yang terjadi dalam hidup, saya akan menerimanya, karena saya yakin bahwa Tuhan mengizinkan hal ini terjadi setidaknya untuk menguatkan iman saya pada-Nya.

Kehendak-Nya yang terbaik bagi saya, kita, dan semua orang percaya.

0 komentar:

Posting Komentar