Jumat, 15 Desember 2017

Anak Muda Jadi Teladan? Siapa Takut!

Hellow, udah lama gak ngeblog, mau sharing-sharing dikit ya (maklumin, udah setahun sembunyi di goa, hehehe), maklumin juga tulisannya agak berantakan :D. Langsung ke pointnya aja deh, menurut kita apa sih masa muda itu? Pasti banyak banget definisinya. Menurut saya, masa muda itu adalah masa-masa dimana seseorang mengalami perkembangan fisik, emosional dan karakter. Masa muda adalah juga sebuah masa yang paling strategis (menurut hemat saya) dimana ide, paham, dan konsep-konsep saling berbenturan dan berebut untuk memberi pengaruh pada anak muda, karena masa muda adalah masa-masa pencarian jati diri juga (wesss berat nihh :D). 

Kita harus akui, anak-anak muda sekarang, entah itu Gen Y atau Z atau Millenials yang termasuk saya sendiri,  adalah anak-anak yang penuh potensi, banyak bakat dan lebih kreatif (sombong amat gue yak :D), dan lebih melankolis (mungkin, wkwk). Buktinya banyak talenta-talenta berbakat yang kadang bisa bikin orang-orang lain gak habis pikir. Nah, potensi yang demikian besarlah yang sedang dinanti bangsa dan gereja saat ini demi kemajuan bersama ke arah yang lebih baik. Saya rasa disini porsi anak-anak muda yang sudah mengenal Allah untuk memberi pengaruh baik terhadap anak-anak muda yang lainnya. 

Ditengah-tengah kondisi zaman yang banyak menuntuk ke-aku-an atau cinta diri, kita gak bisa menampik bahwa banyak anak-anak muda yang terseret dalam ke-aku-an (termasuk saya sendiri). Saya tidak bilang tidak boleh mencintai diri, boleh tapi jangan berlebihan seolah-olah hanya diri ini lah yang patut mendapat perhatian hingga akhirnya kita melupakan Tuhan. 

Hal seperti ini sudah Paulus tuliskan dalam 2 Timotius 3:1-9, dimana ia bilang bahwa dimasa-masa kemudian masa-masa yang sukar ditandai dengan manusia lebih mencintai diri sendiri dan melawan Allah. Salah satu contoh adalah dimana orang maunya mendengar apa yang enak di telinganya saja, susah untuk mau mendengar nasihat atau teguran, gak jauh beda sama masa sekarang dan justru banyak orang yang ditegur lebih keras dari yang menegur. Di masa-masa seperti itu Paulus menasihatkan Timotius untu mengingatkan teman-teman seiman untuk menjauhi dongeng-dongeng atau takhayul dan melatih diri beribadah supaya ia menjadi pelayan Kristus yang baik dan diperkenan Allah (1 Tim. 4:6-11). 

Bukan hanya itu, menjadi teladan dan dengan berani untuk mengabarkan firman Allah kepada siapapun (termasuk orang yang lebih tua). Berani itu yang Paulus hendak maksudkan kepada Timotius, berani untuk menegur jemaat, berani untuk beritakan kebenaran, berani untuk menjaga sikap hidup yang benar. Penting untuk kita ketahui bahwa Timotius adalah seorang yang pemalu dan penakut (2 Kor. 16:10-11; 2 Tim 1:7-8), namun Paulus menguatkan  agar Timotius berani menjalankan tugasnya sebagai penggembala jemaat kelak walaupun ia seorang yang muda yang mungkin dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang lebih tua dalam urusan memimpin jemaat (atau karena belum banyak makan asam garam kehidupan). Paulus juga menasihatkan bukan hanya untuk berani melainkan juga menjadi teladan. Tealdan dalam hal perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, kesucian. Menjadi teladan hidup seperti apa yang Yesus ajarkan, menjadi kitab hidup yang dapat dilihat semua orang sehingga banya orang memuji Allah melalui hidup kita. 

Konteks zaman Timotius gak jauh beda sama zaman kita, yang beda mungkin teknologi atau budaya yang udah makin berkembang. Nasihat-nasihat Paulus kepada Timotius patut kita renungkan dan lakukan juga dalam kehidupan kita sekarang sebagai anak muda. Berani untuk hidup benar sesuai kehendak Allah, berani untuk menjadi teladan dan mengabarkan firman Allah, berani menebarkan cinta kasih sekalipun banyak yang mempertanyakan bahkan mungkin mengejek, kita harus tetap setia.  

Nah gimana caranya agar tetap survive melakuka hal tersebut?. Yang menjadi  permasalahan sekarang adalah  banyak yang mau berbuat baik dan terima yang baik tapi gak kenal sama sumbernya terlebih dahulu. Ini bahaya! Karena nanti dampaknya akan melemahkan kita sendiri, tanpa pengenalan yang dalam akan Allah, kita cenderung akan mudah menyerah dengan semua tekanan yang ada. Maka hal-hal praktis agar kita gak mudah menyerah dan semakin mengenal Allah patut kita lakukan yaitu dengan baca kitab suci dan doa dengan rajin, setelah itu kita aplikasikan dalam hidup kita. Semakin banyak kita membaca, semakin tahu kita dan semakin dalam mengenal Allah kita dan apa yang dikehendakiNya, dengan doa kita dapat mengutarakan isi hati kita, terbuka di hadapan Allah. Hal itulah yang menguatkan kita. So, kalo kita rajin melakukan hal ini, kita akan semakin kuat ketika diperhadapkan tantangan hidup yang menuntut kita hidup dengan standard dunia. Kita juga semakin kuat untuk melakukan kehendak Allah dan menjadi teladan sebagai anak-anak muda

So, jangan takut jadi orang muda dan jadilah teladan!


0 komentar:

Posting Komentar