Rabu, 06 April 2022

Gyarados: Transformasi Absurd



Pernah mendengar nama ini? Mungkin sebagian besar tidak pernah mendengarnya, kecuali para penggemar anime atau game Pokemon. Gyarados adalah nama karakter evolusi dari pokemon yang sangat lemah yaitu Magikarp, pokemon yang terinspirasi dari ikan mas asia yang mampu melompat cukup tinggi.

Evolusi Magikarp menjadi Gyarados adalah sebuah hal yang absurd, karena dari salah satu pokemon yang terlemah bisa menjadi pokemon terkuat.

Konon katanya, energi yang diperoleh dari proses evolusi menstimulasi sel-sel otaknya (Magikarp) dengan kuat, menyebabkan Pokémon ini berubah menjadi sangat ganas.

Evolusi Magikarp menjadi Gyarados terinspirasi oleh legenda Cina Kuno yang menyatakan bahwa jika seekor ikan mas mampu melompat melewati Gerbang Naga mitos maka ikan tersebut akan berubah menjadi naga.


Menurut cerita fiksinya, Gyarados adalah salah satu pokemon yang terkuat dan mampu menghancurkan satu desa. Tentu sangat membingungkan bagaimana mungkin pokemon yang sangat lemah dapat berevolusi sedemikian rupa dan tentunya ini sangat tidak masuk akal.  

Namun, melalui cerita fiksi seperti ini, saya mendapati satu hal bahwa manusia mempunyai semacam ide bawaan seperti ini. Gagasan-gagasan ideal adanya perubahan yang memang tak masuk akal bagi sebagian orang, yang kerap kita lakukan dan mungkin menjadi kenangan masa kecil yang indah ketika kita ingin berubah menjadi power ranger dan ksatria baja hitam, atau tokoh fiksi yang lainnya.  

Namun, sekalipun tidak masuk akal, gagasan seperti ini bukanlah gagasan yang tidak mungkin terjadi. Dua ribu tahun yang lalu, ada seseorang yang mampu membuat orang lain mampu berubah seperti ini. Orang tersebut ialah Yesus, yang disebut Mesias. Pandangan orang Israel pada masa itu, sosok Mesias adalah seseorang yang mampu membawa pembebasan dari penjajahan maupun membentuk pemerintahan yang adil, layaknya Raja Daud terdahulu. 

Nyatanya, Mesias yang mereka temukan tidak seperti yang mereka harapkan. Dia adalah Raja yang menderita. Ia memang membebaskan, tapi bukan membebaskan bangsa itu dari penjajahan Romawi melainkan dari perbudakan dosa yang merupakan masalah laten manusia. Kematiannya menjadi bukti bahwa hukuman dosa manusia ditimpakan pada-Nya dan kebangkitan-Nya menjadi bukti bahwa maut telah dikalahkan dan manusia mempunyai pengharapan melalui Dia yang telah merasakan bahkan lebih lagi merasakan penderitaan yang kita rasakan (bdk. Yes. 53:5, Ibr. 4:14-15).

Keyakinan yang sungguh yang dibuktikan melalui iman kita kepada-Nya itulah yang memberikan perubahan yang nampaknya juga tidak masuk akal. Setidaknya itulah yang dirasakan para murid-Nya dan rasul yang lain. Setelah kematian-Nya, nampaknya para murid tidak bergeming seolah tidak mempunyai landasan untuk berharap, tetapi setelah kebangkitan dan peristiwa turunnya Roh Kudus mereka menjadi manusia yang baru. Roh Kudus memberi mereka keberanian untuk merekan mengabarkan Injil. Nelayan, pemungut cukai, keturunan kaum pemberontak (Simon orang Zelot), si skeptis, dan pembunuh besar (Paulus) menjadi tokoh yang bahkan berani mati untuk pemberitaan tentang satu orang yang adalah Juruselamat.

Bukan hanya mereka, kita juga (dapat) mengalaminya. Saya juga akan membagikan apa yang saya alami. Hal yang sama saya rasakan 8 tahun lalu, di tengah pergumulan mempertanyakan kebenaran dan eksistensi Allah selama 1,5 tahun. Saya memberanikan diri membaca Alkitab, saya begitu terkoreksi bahwa saya adalah manusia yang tidak benar. Saya begitu sombong ketika meragukan akan adanya Tuhan, dan justru berkata bahwa Tuhan adalah produk dari pikiran manusia. Saya berpikir kehidupan yang saya jalani bisa saya kendalikan sendiri, nyatanya sekeras apapun saya tetap tidak bisa mengendalikan diri saya.

Bergulat dalam pikiran ini membuat saya begitu kacau. Singkat cerita,  dalam keheningan saya merenung dan mendapati begitu jahatnya saya dan kehidupan yang saya jalani. Hati saya terdorong untuk berdoa mengakui dosa dalam hening kamar kost. Ketika semua usai ada sebuah kebahagiaan yang tak dapat tergambarkan, sulit menjelaskan tapi begitu bahagia dirasakan, lebih dari perasaan ketika pertama kali jatuh cinta pada seorang perempuan dan tentunya hati saya berkobar. Bahkan dalam masa sulit yang kami alami (ketika adik saya meninggal), saya mendapatkan suatu penghiburan yang tidak pernah berhenti, kekuatan untuk menjalani hidup bahkan pengharapan di tengah badai, yang mungkin tak masuk akal bagi sebagian orang.

Perubahan yang tak masuk akal ini sudah dan saya yakin akan terus saya alami. Bagaimana dengan cerita kita masing-masing?

Sumber Gambar: https://id.portal-pokemon.com/play/pokedex/130_1 dan https://bulbapedia.bulbagarden.net/wiki/Magikarp_(Pok%C3%A9mon)

0 komentar:

Posting Komentar