Rabu, 07 September 2016

Belajar dari Film Animasi: Zootopia



Sebuah film animasi yang dirilis oleh Walt Disney yang adalah perusahaan raksasa di bidang media dan hiburan, yang sudah banyak merilis film-film dan media hiburan yang menghasilkan penjualan-penjualan terbesar di seluruh dunia. Film yang merupakan
garapan dari sutradara Byron Howard ini meraup hingga 73,7 juta USD dalam seminggu pembukaan atau rilis film ini. Tentunya capaian yang luar biasa, bahkan disebut-sebut memecahkan rekor penjualan dengan angka pembukaan terbesar, bahkan melebihi film Frozen yang rilis 2013, yang hanya mampu meraup 67,4 juta USD.
Saya tahu film ini dari seorang sahabat. Dia bilang kalau film ini adalah film animasi yang penuh dengan makna. Ya, sebagai seorang yang lumayan suka dengan film, saya langsung meminta film tersebut kepada dia. Yah, tapi karena terus kelupaan jadinya saya minta kepada orang lain. Dan akhirnya bisa nonton juga.
Seperti kebiasaan orang lainnya, menonton dengan ditemani makanan. Yah, saya menonton ditemani dengan indomie kuah yang panas, yang menghangatkan tubuh saya saat hujan beramai-ramai sedang menghampiri di luar pintu kamar yang membuat hawa semakin dingin. Untung saja ada indomie. Terima kasih indomie J
Nah langsung ke fokus utama aja ya. Sepanjang menonton film ini saya mendapat beberapa pelajaran berharga. Yang mungkin kita sudah banyak mendengar tentang pelajaran berharga ini. Film ini diisi dengan dua tokoh utama, si kelinci cantik yang bernama Judy atau yang dikenal sebagai polisi Hopps, dan seekor rubah yang kece yang tidak mau membayar pajak dan bahkan menipu laporan atas pembayaran pajak yang bernama Nick Wilde. Dengan jalan cerita yang mudah dipahami dan sarat makna. Dimana terjadi diskriminasi terhadap sebagian hewan yang dianggap lemah dan kaum-kaum pemangsa atau predator. Yang dalam cerita tersebut, terjadi kesalahpahaman, penebaran kebencian dan tindakan heroik dari tokoh-tokoh yang ada. Untuk memperjelas, kita langsung saja ke pelajaran yang didapat:
1.             Setiap orang punya caranya sendiri dalam merespon setiap permasalahan
Saya mengambil contoh dari tiga tokoh yang ada di film tersebut:
a.      Judy Hopps
Seperti kita tahu ia adalah seekor kelinci, yang ingin menjadi polisi di sentral kota yang bernama Zootopia. Kota yang diimpikannya selama ini. Ia tak takut dengan diskriminasi, bahwa tidak akan mungkin seekor kelinci menjadi polisi. Karena yang menjadi polisi biasanya adalah hewan-hewan dengan badan besar, seperti harimau, banteng dan yang lainnya. Dengan banyak mengalami kesusahan dan berkali-kali mengalami goncangan fisik, ia akhirnya mampu lulus tes, bahkan menjadi lulusan yang terbaik dalam tes akademi kepolisian tersebut. Bahkan di dalam dunia kepolisian pun, ia tetap dapat diskriminasi, ia hanya ditugaskan untuk memberi tiket parkir. Tetapi ia tidak menyerah, ia bahkan berani untuk memecahkan kasus yang ada walau kepala kepolisian tiddak mengizinkan, semata-mata karena mimpinya untuk melindungi dan mengayomi banyak hewan. Hopps merespon setiap permasalahan dengan caranya sendiri, dengan keyakinan dan usaha yang besar bahwa ia mampu melakukan dan meraih apa yang diimpikannya.
b.      Nick Wilde
Saya rasa rubah ini adalah karakter yang cukup unik. Mengapa tidak? Dengan kisah kelam di masa lalunya, ia tidak diterima menjadi anggota pramuka karena ia ditakutkan menjadi seekor hewan predator dengan naluri alamiahnya, sampai-sampai mulutnya di kerangkeng agar tidak memangsa. Hingga akhirnya ia menyadari dan menjadi seekor hewan yang licik, yang ia lakukan hanya menipu orang lain demi keuntungan dirinya, dan dengan dalih ia menjadi dirinya sendiri kala itu. Tetapi ia tetap membuktikan bahwa ia bukanlah sejenis predator yang dimaksudkan, walaupun ia membohongi dirinya sendiri. Karena ia punya impian yang besar untuk menjadi seekor hewan yang bisa masuk kedalam dunia kepolisian, yang bertugas melindungi dan mengayomi hewan di sekitarnya.
c.       Dawn Bellweather (Wakil Walikota Zootopia)
Dawn adalah seekor biri-biri yang hidup menjadi wakil walikota Zootopia. Ia hidup di bawah bayang-bayang walikota Lionheart yang adalah seekor singa. Dan terus mendapatkan perlakuan diskriminatif, layaknya posisinya pada rantai makanan, begitulah ia diperlakukan, hanya sebagai budak walau memakai seragam resmi wakil walikota. Dalam kelemahannya, ternyata ia punya otak yang encer untuk membuat sebuah kejahatan terselubung. Ia membudidayakan tanaman beracun bersama anak buahnya, yang nantinya dijadikan serum yang akan ditembakkan kepada binatang-binatang target mereka. Binatang yang terkena tembakan serum tersebut menjadi gila, dan merusak segalanya. Hal itu memaksa orang lain berpikir bahwa memang binatang-binatang predator itu ada dan tumbuh sesuai naluri biologis mereka. Mau tidak mau, sebagian dari binatang yang tidak dalam kategori predator akan berpikir dua kali jika mau berbicara dengan mereka. Wakil walikota merespon tindakan diskriminasi yang didapatnya menjadi sebuah kejahatan terselubung, yang memecahkan kesatuan dari relasi yang sudah terjalin selama ini.
2.      Kesalahan satu kata dapat merubah pandangan
Judy hopps terjebak dalam euphoria kejayaan, dimana secara tidak langsung, ia dapat memecahkan 14 kasus hewan hilang sekaligus. Tak pelak ia bangga akan pencapaian tersebut yang dibantu rekannya seekor rubah yang bernama Nick. Pada saat konferensi pers, polisi Hopps banyak sekali menjadi pertanyaan. Hingga ada satu pertanyaa yang memaksa ia menjawab dengan kata-kata tak terduga: “apakah yang membuat seekor hewan menjadi predator?”, ia menjawab “naluri biologis mereka”. Sontak pernyataan tersebut membuat Nick, sang rubah mengingat masa kecilnya yang kelam tersebut. Tidak hanya itu, sebagai polisi pahlawan kota Zootopia, ucapannya tersebut pasti banyak didengar hewan lain, dan menimbulkan perspektif berbeda dari hewan-hewan yang bukan jenis predator terhadap hewan predator.
3.      Mau memaafkan
Setelah menyadari perkataannya menimbulkan kekacauan, polisi Hopps meminta untuk mengundurkan diri dan kembali ke desanya. Disana ia menjadi penjual sayuran dan buah hasil pertanian orangtuanya. Ia melihat bahwa orangtuanya tidak terpengaruh terhadap ucapannya. Hingga akhirnya ia menyadari, bahwa permasalahan sesungguhnya bukan pada naluri biologis binatang predator, tetapi ada ulah jahat dari seekor hewan lain. Ia akhirnya menemui Nick sang rubah, dan meminta maaf. Nick terus berjalan dan akhirnya ia berhenti mendengar Hopps menangis. Ia memaafkan Hopps dan merekam perkataan Hopps dalan pulpen yang diberikan Hopps padanya. Yang nantinya pulpen tersebut menjadi senjata melawan wakil walikota Dawn. Ya, seekor rubah yang tidak dapat dipercaya itu, mau memaafkan rekannya, Hopps. Mereka kembali beraksi dan kembali menciptakan perdamaian di Zootopia, dan Nick menjadi polisi baru.

Hal seperti ini banya sekali kita temui dalam kehidupan kita di lingkungan, bangsa dan negara. Banyak yang bertindak diskriminatif terhadap sesamanya. Entah tidak boleh memilih gubernur yang tidak seagamanya, hingga akhirnya mengkafirkan orang lain. Padahal Sang Pencipta kita tidak pernah membeda-bedakan kita, bagi-Nya, kita adalah mahluk yang sangat dikasihi-Nya, walaupun kita banyak dosa. Banyak pula cara-cara orang menghadapi permasalahan mereka, dari yang membuatnya menjadi motivasi untuk maju, acuh tak acuh, bahkan menjadi motivasi untuk berbuat lebih jahat lagi. Banyak contohnya, seperti Nelson Mandela, politik apartheid dan diskriminasi terhadap kulit hitam menjadi motivasi baginya untuk menentang tindakan tersebut. Dan hasilnya, terdapat persamaan hak antara kulit hitam dan kulit putih.

Sekarang hanya bagaimana kita menyikapi realita hidup kita masing-masing.

Itu tergantung pilihan hidup kita masing-masing. Karena kita diberi kebebasan memilih dalam kebenaran. Kenali dulu kebenaran, baru kita tahu bagaimana menyikapi hidup.

Kiranya tulisan ini bermanfaat bagi kita...


0 komentar:

Posting Komentar